perbedaan jurnal issn dan isbn

ApakahItu ISSN? ISBN atau International Standard Book Number adalah nomor yang diberikan untuk sebuah judul buku. ISBN diajukan oleh siapa saja yang menerbitkan sebuah buku kepada Perpustakaan Nasional RI. Untuk publikasi jenis majalah atau jurnal penomorannya dikenal dengan nama ISSN atau International Standard Serial Number. AnalisisKetahanan Material Lance Tube Sootblower Tipe 2 IK Superheater Desain Sendiri Dengan Perbandingan Material Desain Perusahaan Di PLTU Suralaya Unit 1-4. JURNAL POWERPLANT, 4(1), 1-5 E. Paul; Black, J T.; Kohser, Ronald A. “Materials and Processes in Manufacturing”. Edition 9th. Wiley. ISBN 0-47. 2003 Prawaningrum JurnalSosial Humaniora Terapan Volume 2 No.2, Januari-Juni 2020 P-ISSN 2622-1764 E-ISSN 2622-1152 -----146 APLIKASI BETAWI AKSES: MODEL STRATEGI PELESTARIAN BUDAYA BETAWI DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MASA KINI Budiman Mahmud Musthofa Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia Corresponding email: ISSN 2085- 1057. Jurnal Pelangi 7(2):262-269. E-ISSN: 2460-374 . Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN: -2 . Dwija, I Wayan. 2008. Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Perhatian Orang Tua Dengan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas II Sekolah Menengah Atas Unggulan Di kota Amlapura PERBANDINGANPERKEMBANGAN LARVA Graphium doson (Lepidoptera: Papilionidae) PADA BEBERAPA JENIS TANAMAN PAKAN LARVA Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati Vol. 4 No. 1 Maret 2017: hal. 1-7 ISSN : 2338-4344. Perbandingan Perkembangan / 2 setelah telur yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memakan Die Zeit Anzeigen Er Sucht Sie. Ingin tahu apa itu ISSN dan bagaimana cara mendapatkan ISSN jurnal? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini. — Apakah Anda sedang menyusun jurnal ilmiah dan berencana menerbitkannya? Jika iya, Anda dapat memahami terlebih dahulu apa itu ISSN dan bagaimana cara mendapatkannya. Sebab, ISSN ini merupakan salah satu syarat untuk bisa mendapatkan status kredibel bagi jurnal yang disusun dan diterbitkan. Hampir semua dosen dan peneliti yang berencana menerbitkan jurnal akan mengurus ISSN. Jika Anda sedang berkutat dengan penyusunan jurnal ilmiah, tetapi masih asing dengan istilah ini. Ada baiknya Anda menyimak artikel ini hingga selesai. Pengertian ISSNPerbedaan ISSN dan ISBNFungsi ISSN pada Jurnal1. Sebagai Identitas2. Prasyarat Akreditasi Publikasi IlmiahCara Mendapatkan ISSN pada JurnalSyarat Pengajuan ISSN jurnal1. Surat Pengajuan Resmi2. Halaman Sampul3. Halaman Daftar Isi4. Halaman Daftar Dewan Redaksi5. Bukti Pembayaran Biaya Administrasi6. Dokumen Lain yang DiperlukanProsedur Pengajuan ISSN Jurnal Pengertian ISSN ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial Number Nomor Seri Standar Internasional. Apa itu ISSN? ISSN didefinisikan sebagai rangkaian nomor unik yang menunjukkan identitas suatu terbitan berkala, baik dalam bentuk media cetak maupun media elektronik. Misalnya seperti jurnal dan majalah yang diterbitkan secara berkala. Adapun yang dimaksud dengan publikasi berkala meliputi jurnal, prosiding, laporan tahunan, buku tahunan, majalah, surat kabar, dan juga buletin. Penggunaan nomor ISSN secara international diatur oleh ISDS, yaitu International Serial Data System yang berkedudukan di Paris Perancis. Sementara di wilayah Indonesia, ISSN dikeluarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDII LIPI. Selain mengeluarkan ISSN untuk wilayah Indonesia, PDII LIPI juga bertanggungjawab dalam memantau seluruh publikasi berkala yang diterbitkan di Indonesia. Perbedaan ISSN dan ISBN Secara sekilas, ISSN memiliki fungsi yang hampir sama dengan ISBN. Di artikel sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa ISBN berfungsi sebagai nomor identitas untuk terbitan yang tuntas seperti buku. Sementara itu, ISSN berfungsi sebagai nomor identitas untuk publikasi yang berlangsung secara periodik, seperti jurnal atau majalah. Fungsi ISSN pada Jurnal Keberadaan ISSN pada jurnal memiliki banyak fungsi. Adapun fungsi ISSN pada jurnal adalah 1. Sebagai Identitas Fungsi pertama nomor urut terbitan berkala adalah sebagai identitas. Seperti halnya dengan buku-buku di pasaran yang memiliki identitas berupa ISBN, jurnal yang termasuk ke dalam terbitan berkala juga memiliki identitas berupa ISSN. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan pendataan, baik untuk jurnal offline maupun online. Pendataan ini tentunya bukan tanpa tujuan. Dengan adanya data tersebut, kita dapat mengetahui berapa ribu terbitan majalah atau mungkin jurnal ternama yang telah terbit di pasaran. Dengan data yang jelas dapat diketahui publikasi mana saja yang beredar di pasaran. Misalnya publikasi jurnal ilmiah dari Indonesia, Malaysia, dan sebagainya. Berapa masing-masing? Melalui serial number tersebut dapat diketahui totalnya, dan setiap negara dapat mengetahui perkembangan publikasi jurnal di negaranya masing-masing. Selain itu juga menjadi pembeda antara satu terbitan berkala dengan terbitan berkala lainnya. Hal ini begitu penting untuk membantu mempermudah menemukan publikasi yang dibutuhkan. 2. Prasyarat Akreditasi Publikasi Ilmiah Fungsi kedua penyerahan nomor urut terbitan berkala adalah sebagai prasyarat akreditasi terbitan. Khususnya publikasi ilmiah, seperti jurnal penelitian, jurnal nasional, dan jurnal internasional. Tanpa ISSN, jurnal tersebut akan sulit masuk ke dalam database bereputasi, yang tentunya berimbas pada rendahnya kredibilitas. Sebaliknya, ketika sebuah jurnal ilmiah mengantongi nomor urut ini, kredibilitasnya akan lebih mudah diakui. Hal ini karena jurnal tersebut bisa menembus database bereputasi yang biasa dijadikan tempat mencari referensi yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk menyusun publikasi ilmiah sangat penting untuk berusaha menyusun pengajuan ISSN. Prosedurnya dijamin mudah karena untuk saat ini proses pengajuannya bisa dilakukan secara online. Cara Mendapatkan ISSN pada Jurnal Cara Mendapatkan ISSN yaitu penerbit harus mendaftarkan terbitannya ke PDII LIPI. Proses pengajuan dilakukan secara online dengan mengakses situs yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Supaya proses pengajuan berjalan lancar, sejumlah persyaratan harus dipenuhi. Syarat Pengajuan ISSN jurnal 1. Surat Pengajuan Resmi Persyaratan pertama untuk proses pengajuan ISSN adalah pernyataan resmi yang ditulis atau dibuat oleh penanggung jawab penerbitan. Sehingga penulis jurnal ilmiah dapat datang ke LIPI untuk mendapatkan surat penyerahan resmi. 2. Halaman Sampul Persyaratan kedua adalah halaman sampul, yang memuat informasi tentang identitas publikasi ilmiah yang dimiliki. Mulai dari volume, nomor, dan tahun terbit. Jika dikirimkan secara online, Anda dapat menggunakan tangkapan layar halaman depan situs web jurnal. 3. Halaman Daftar Isi Selanjutnya adalah halaman daftar isi, yang menampilkan rincian isi dari publikasi ilmiah yang telah disusun. Penyusunannya seperti penyusunan daftar isi pada umumnya, disertai dengan nama bab dan halaman tempat bab tersebut berada. Jika penyerahan dilakukan secara online, tangkapan layar halaman web jurnal dapat disediakan. 4. Halaman Daftar Dewan Redaksi Persyaratan dokumen pendaftaran atau penyerahan ISSN selanjutnya adalah halaman daftar redaksi. Sehingga pada halaman ini akan dicantumkan nama-nama dewan redaksi publikasi ilmiah tersebut. Mungkin juga berisi daftar nama tim redaksi. 5. Bukti Pembayaran Biaya Administrasi Selain yang telah disebutkan, nantinya juga perlu dilampirkan bukti pembayaran biaya administrasi pengurusan serial number. Bisa berupa bukti transfer yang kemudian difoto dan dicetak, kemudian dilampirkan bersama persyaratan administratif lainnya. 6. Dokumen Lain yang Diperlukan Ada kalanya dokumen wajib yang harus dilengkapi adalah dokumen tambahan yang memang dibutuhkan. Kemudian dapat dilampirkan untuk membantu mendapatkan ISSN dengan segera. Setelah semua dokumen yang diperlukan dilengkapi, Anda dapat mendaftar, dan nanti Anda harus mengisi formulir pendaftaran untuk mendapatkan nomor seri. Pengisian formulir pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online yang tentunya lebih praktis. Prosedur Pengajuan ISSN Jurnal Berikut adalah prosedur pengajuan yang harus dilakukan untuk memperoleh ISSN. Prosedur ini dikutip dari situs resmi PDII LIPI. Melengkapi formulir permohonan online di halaman Formulir permohonan ISSN baruSegera setelah melakukan permohonan, catat nomor ID serta kata-sandi yang diberikan melalui email yang tercatat di formulir pendaftaran dan simpan dengan baik. Ini diperlukan untuk kembali masuk guna mengunggah seluruh dokumen sampai konfirmasi penerbitan kodebar . Untuk pengisian kolom isian nomor pertama kali edisi terbit menggunakan di isi dengan Volume tahun ke xx terbit; Nomor nomor urut terbit per volume; Tahun terbit. Ditulis dalam format Volume xx Nomor xx, Bulan Tahun xxxx . Nomor ISSN tidak dapat digunakan pada edisi lama sebelum waktu Nomor ISSN ditetapkan. Mengunggah seluruh data elektronik yang dipersyaratkan untuk pengajuan ISSN melalui sarana yang tidak perlu mengirimkan dokumen-dokumen fisik, tetapi diwajibkan mengunggah seluruh dokumen tersebut di tempat yang tersedia di halaman formulir setelah masuk. Lakukan perbaikan bila ada pesan perbaikan dari verifikator dan konfirmasi setelahnya melalui halaman pesan pada aplikasi dan melalui email issn Setelah berkas lengkap dan diunggah surat permohonan, halaman sampul, daftar isi, dewan redaksi, silakan tunggu hingga berkas di-VERIFIKASI oleh Petugas, setelah mendapatkan notifikasi pembayaran hanya melalui e-Billing PNBP ISSN, silakan segera melakukan pembayaran sesuai kode billing sebesar Rp. sesuai ketentuan PNBP yang berlaku di Lingkungan LIPI, berdasarkan PP. No. 32 Tahun PP. No. 32 Tahun Februari 2020, pembayaran dilakukan melalui Sistem e-Billing. Ketentuan dan mekanisme pembayaran bisa dilihat pada Info Pembayaran e-Billing atau Dana yang telah disetor tidak dapat dikembalikan dalam bentuk uang, namun bisa diganti dengan nomor ISSN untuk terbitan lainnya. Setelah seluruh data elektronik yang dipersyaratkan untuk pengajuan ISSN diunggahkan, pengelola harus melakukan konfirmasi melalui email issn serta menginformasikannya melalui kotak pesan arsip komunikasi yang tersedia. Nomor dan kodebar ISSN bisa diketahui dan diunduh langsung dari halaman status pemohon setelah seluruh proses selesai dan kodebar akibat variasi terbitan nomor terbitan, perubahan harga, dsb bisa dilakukan sendiri oleh pemohon dengan mengganti 2 angka terakhir sesuai dengan aturan ISSN. Navigasi pos Sedang menyusun jurnal ilmiah dan berencana mempublikasikannya? Maka bisa memahami dulu apa itu ISSN dan bagaimana mendapatkannya. Jadi, istilah satu ini menjadi salah satu syarat untuk bisa mendapatkan status kredibel terhadap jurnal yang disusun dan dipublikasikan. Nyaris semua dosen dan peneliti yang memang berencana mempublikasikan jurnal akan mengurus ISSN tersebut. Jika masih awam dengan istilah ini namun sedang berkutat dengan penyusunan jurnal ilmiah. Maka bisa mencoba memahaminya melalui penjelasan berikut. Pengertian ISSN dan Fungsinya ISSN sendiri memiliki kepanjangan International Standard Serial Number Nomor Seri Standar Internasional. Definisinya sendiri adalah deretan angka atau nomor yang dibuat unik dan berfungsi sebagai identitas publikasi berkala. Baik itu berupa media cetak maupun media elektronik. Sebagai nomor identitas, nomor seri ini berperan sama seperti ISBN pada buku yang terbit di Indonesia dan seluruh dunia. Hanya saja ISSN biasanya ditujukan untuk artikel yang ingin dipublikasikan secara internasional. Misalnya jurnal ilmiah atau jurnal internasional, dan kredibilitasnya sendiri bisa dibuktikan dengan nomor seri tersebut. Sehingga penyusun jurnal ilmiah biasanya sudah mulai mempersiapkan diri mengajukan kepemilikan nomor seri ini. Deretan nomor seri ini terdiri dari 13 digit, berbeda dengan ISBN yang umumnya hanya terdiri dari deretan 8 angka dan 1 huruf. Pada nomor seri untuk jurnal ilmiah ini biasanya terdiri dari 7 digit angka dan satu karakter baik angka maupun huruf X yang merupakan karakter cek. Namun penulisan deretan angka ini memang berbeda-beda, tergantung dari standar mana yang dipakai. Paling umum dipakai adalah standar EAN-13 dan sisanya memakai standar lain. Sehingga tidak ada yang salah atau benar, karena selama mengikuti standar yang ada otomatis penulisannya sudah benar. Baca Juga 6 Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah Berbeda dengan buku, ISSN ditujukan untuk publikasi berkala dan tidak akan ditemui pada buku jenis dan judul apapun. Adapun yang dimaksudkan dengan publikasi berkala ini meliputi jurnal, prosiding, laporan tahunan, buku tahunan, majalah, surat kabar, dan juga buletin. Pengajuan nomor seri ini dilakukan oleh semua penulis publikasi berkala, dan tentunya hal ini dilakukan mengingat fungsinya yang sangat penting. Jadi, nomor seri pada publikasi berkala ini punya beberapa fungsi sebagai berikut 1. Sebagai Identitas Fungsi pertama dari nomor seri publikasi berkala ini adalah untuk dijadikan sebagai identitas. Jad, sama seperti buku yang beredar di pasaran dimana memiliki identitas berupa ISBN. Maka untuk publikasi berkala memiliki ISSN tersebut, dan tentunya ditujukan untuk kemudahan pendataan. Sehingga bisa diketahui sudah ada berapa ribu publikasi majalah atau mungkin jurnal bereputasi di pasaran. Baik itu online maupun offline, dijamin akan terdata sehingga penghitungannya cukup mudah. Pendataan ini tentu bukan tanpa tujuan, sebab dengan data yang jelas maka bisa diketahui publikasi apa saja yang ada di pasaran. Misalnya publikasi jurnal ilmiah dari negara Indonesia, Malaysia, dan sebagainya. Masing-masing ada berapa? Lewat nomor seri tersebut maka bisa diketahui total keseluruhannya, dan masing-masing negara bisa mengetahui perkembangan publikasi jurnal di negaranya sendiri. Selain itu, juga menjadi pembeda antara satu publikasi berkala dengan publikasi berkala lainnya. Hal ini penting untuk membantu menemukan publikasi yang dibutuhkan. Baca Juga Cara Melakukan Publikasi Karya Ilmiah ke Jurnal Ilmiah Nasional 2. Prasyarat untuk Akreditasi Publikasi Ilmiah Fungsi kedua dari pengajuan nomor seri publikasi berkala ini adalah sebagai prasyarat untuk akreditasi publikasi tersebut. Khususnya publikasi ilmiah, sebut saja seperti jurnal penelitian, jurnal nasional, dan jurnal internasional. Tanpa ISSN maka jurnal tersebut akan sulit masuk ke database bereputasi, yang tentu berdampak pada kredibilitasnya yang kurang. Sebaliknya, ketika suatu jurnal ilmiah sudah mengantongi nomor seri ini maka kredibilitasnya sudah diakui. Nantinya bisa menembus database bereputasi yang umum dijadikan tempat untuk mencari rujukan berkualitas. Seperti para peneliti yang mencari referensi jurnal dari Scopus untuk menyusun jurnal penelitian yang baru saja dilakukan. Jika belum memiliki nomor seri ini maka tidak bisa masuk ke database bereputasi, yang tentu akan sepi peminat. Selain itu jarang sekaligus tidak pernah dijadikan referensi padahal bisa jadi isinya bagus dan berkualitas. Jadi, untuk menyusun publikasi ilmiah sangat penting mencoba mengurus pengajuan ISSN. Dijamin mudah karena untuk saat ini proses pengajuannya sudah bisa dilakukan secara online. Baca Juga Mengenal Wahana Publikasi Karya Ilmiah Pendaftaran ISSN Memahami pentingnya memiliki nomor seri untuk publikasi ilmiah dan publikasi berkala lainnya. Maka penulis perlu mendaftarkan atau mengajukan hasil tulisannya untuk memperoleh nomor seri tersebut. Proses pengajuannya online yakni dengan mengakses situs yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Supaya proses pengajuannya lancar, maka perlu melengkapi sejumlah persyaratan. Yakni 1. Surat Pengajuan Resmi Syarat yang pertama untuk proses pengajuan ISSN adalah surat pernyataan resmi yang ditulis atau dibuat oleh penanggung jawab penerbitan. Sehingga untuk penulis jurnal ilmiah bisa datang ke LIPI untuk memperoleh surat pengajuan resmi tersebut. 2. Halaman Sampul Syarat yang kedua adalah halaman sampul, yakni berisi informasi mengenai identitas dari publikasi ilmiah yang dimiliki. Mulai dari volume, nomor, dan tahun publikasi. Apabila diajukan secara online maka bisa menggunakan hasil screenshot halaman depan situs web jurnal. 3. Halaman Daftar Isi Berikutnya adalah halaman daftar isi, yang menampilkan detail isi dari publikasi ilmiah yang disusun. Penyusunannya sendiri seperti penyusunan daftar isi pada umumnya, dilengkapi nama bab dan halaman dimana bab tersebut berada. Apabila pengajuan dilakukan secara online maka bisa memberikan hasil screenshot dari halaman web jurnal. 4. Halaman Daftar Dewan Redaksi Syarat dokumen berikutnya untuk pendaftaran atau pengajuan ISSN adalah halaman daftar dewan redaksi. Sehingga di halaman ini akan dicantumkan nama-nama di dewa redaksi penyusunan publikasi ilmiah tersebut. Bisa juga berisi daftar nama tim penyunting. 5. Bukti Pembayaran Biaya Administrasi Selain yang disebutkan, nantinya juga perlu melampirkan bukti pembayaran biaya administrasi untuk pengurusan nomor seri tersebut. Bisa dalam bentuk bukti transfer yang kemudian difoto dan dicetak, lalu dilampirkan bersamaan dengan syarat administrasi lainnya. 6. Dokumen Lain yang Diperlukan Ada kalanya dokumen persyaratan yang perlu dilengkapi ada tambahan dokumen lain yang memang diperlukan. Maka bisa ikut dilampirkan untuk membantu mendapatkan ISSN dengan segera. Setelah semua dokumen persyaratan dilengkapi maka bisa mengajukan, dan nantinya perlu mengisi formulir pendaftaran untuk memperoleh nomor seri tadi. Pengisian formulir pendaftarannya sendiri bisa dilakukan secara online, yang tentu lebih praktis. Silahkan mengisi setiap kolom di formulir pendaftaran tersebut, sesuaikan isinya dengan kondisi di lapangan. Biasanya diminta keterangan mengenai nama terbitan, frekuensi, penanggung jawab penerbitan, pengelola, dan juga alamat kontak. Ikuti instruksi yang ada di halaman website, dan setelah selesai tinggal menunggu kabar baik. Biasanya jika tidak ada masalah dan pengajuan dilakukan di hari kerja maka selang 1 hari kerja, ISSN sudah terbit dan bisa digunakan untuk mempublikasikan karya ilmiah yang disusun. sumber Deepublish. Penulis Pujiati/ Dunia Dosen Ternyata banyak yang belum mengetahui bahwa fungsi ISBN dan ISSN adalah dua hal yang berbeda. Selama ini, masih cukup banyak orang yang menganggap kedua hal ini sama. Sebenarnya masih cukup banyak orang yang ingin mengajukan ISBN dan ISSN sendiri, tetapi mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dan memang benar ISBN dan ISSN tidak bisa disampaikan secara terpisah. Komentar akan ditinjau dalam paragraf berikut. Jadi, apa gunanya? Kapan mereka digunakan dan kapan? Langsung saja simak ulasannya di bawah ini. Siapa tahu, review kali ini akan mengungkap wawasan tentang dua kode unik tersebut. Ini reviewnya, semoga bermanfaat. Perbedaan ISSN Dan ISBNInternational Standard Book Number ISBNInternational Standard Serial Number ISSN International Standard Book Number ISBN ISBN adalah serangkaian angka unik. Angka tersebut menunjukkan identitas buku yang akan diperdagangkan. Tidak semua buku memiliki ISBN. Nilai rata-rata dari buku-buku yang diperdagangkan di sana. Karena peran ISBN adalah untuk mengidentifikasi buku. Meski tampil dalam bentuk digital di sampul belakang buku ini. Penggunaan ISBN tidak sembarangan. Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan ISBN? Ternyata, ISBN tidak mudah didapat. Ada syarat dan ketentuan. Permohonan untuk mendapatkan ISBN harus terlebih dahulu diajukan ke Perpustakaan Nasional Perpusnas. Dalam beberapa hari, kita akan mendapatkan nomor unik. Sebagai informasi tambahan, proses pengajuan ISBN harus menyertakan naskah buku. Kemudian, jika isi buku tersebut ditambah dan diedit pada saat penyerahan buku, maka nomor ISBN yang sedang diproses oleh Perpustakaan Nasional RI tersebut menjadi tidak berlaku. Oleh karena itu, persyaratan untuk mengajukan ISBN adalah tidak ada proses pengeditan lanjutan. Karena begitu editan ditambahkan, nomor ISBN juga akan berubah. Permohonan ISBN hanya dapat diajukan oleh penerbit/lembaga buku. Artinya, ISBN tidak dapat diajukan secara terpisah. Jadi ada struktur organisasi untuk pengajuan persyaratan. Baca Juga Jasa Publikasi Jurnal Nasional dan Internasional International Standard Serial Number ISSN Nah, persamaan kedua terdiri dari angka unik, yang menunjukkan identitas buku. Hanya saja ISSN hanya berkomitmen pada penerbitan majalah dan terbitan berkala. Oleh karena itu, bagi yang sering meneliti dan mempublikasikan jurnal-jurnal tersebut dalam koleksi atau jurnal, itu bukanlah ISBN, melainkan ISSN. Perbedaannya terletak pada lokasi penyerahan. Jika ISBN diajukan ke Perpustakaan Nasional RI, maka permohonan izin ISSN diajukan ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDDI Lippi. Peran dan tanggung jawab PDII LIPI juga bertanggung jawab untuk mengawasi publikasi jurnal. Kemajuan teknologi memang telah memberikan banyak terobosan. Salah satu terobosan terkait ISBN dan ISSN. Sekarang, setiap kali kita mengajukan ISSN, kita mendapatkan fasilitas tambahan berupa generator barcode online. Bahkan generator barcode online ini, jika dijual dan dibeli, dikatakan mahal. Jadi ketika kita mendapatkannya secara gratis, itu benar-benar hebat. Tahukah Anda bahwa fasilitas ini merupakan fasilitas pertama di dunia yang terhubung langsung dengan pengelolaan ISSN. Akhir Kata Itulah pengertian dan pengertian ISBN dan ISSN. Semoga ulasan ini akan membuat Anda lebih sadar. Anda juga harus mengetahui persamaan dan perbedaan antara ISBN dan ISSN. Jika ternyata kedua hal ini berbeda. Jadi mereka berdua memberikan kode angka yang unik, tetapi keduanya digunakan untuk hal yang berbeda. DOI DOI Digital Object Identifier atau pengidentifikasi objek digital adalah suatu alamat unik yang bersifat permanen. Walaupun sama – sama terdapat di dalam jurnal DOI berbeda dengan ISSN yang memberi identitas unik bagi tiap jurnal, Setiap Makalah tertentu akan diberikan saru identitas yang unik yaitu DOI tersebut. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah kerik jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitknya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada Link of citation. Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang terbagi menjadi dua bagian prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen tertentu dan Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas lembaga yang berwenang meng-assign DOI. Lokasi tempat dokumen dapat dikaitkan dengan DOI. Hanya dengan DOI, kita bisa mendapatkan dokumen tersebut tanpa harus mengetahui secara persis di URL mana dokumen tersebut disimpan. Badan – badan yang mengeluarkan DOI seperti publisher besar seperti John Wiley & Sons, Springer Link, Taylor& Frances, Elsevier Group, dan IEEE adalah ember Crossref untuk badan registrasi DOI. Regristrant adalah sebuah sebutan bagi organisasi yang dalam terminologi DOI, dapat mendaftarkan diri ke International DOI Foundation yang mengelola sistem DOI. DOI dikeluarkan oleh sebuah organisasi yang berminat mendaftarkan dokumen – dokumennya ke sistem database DOI. Setelah terdaftar, DOI nya dikeluarkan secara independen oleh registrant. Bagaimana mengenai Perkembangan DOI di Indonesia? Lembaga yang memanfaatkan DOI di Indonesia salah satunya adalah Dikti. Dikti dapat menggunakan DOI untuk melacak ekeberadaan sebuah dokumen atau karya ilmuah. Dalam usulannyaa, dosen cukup menuliskan informasi tentang publikasinya, lengkap dengan DOI yang merujuk ke tulisan terbut. Dosen tidak perlu menunjukkan prosiding/jurnal asli ke tim reviewer membuktikan bahwa tulisannya tersebut adalah asli. Bisakah DOI dipercaya? DOI memang tidak ditujukan untuk menjamin apakah sebuah obyek itu bisa dipercaya atau tidak misalnya, untuk memeriksa keutuhan integritas naskah, tetapi sebagai sebuah sistem, DOI telah distandarkan sebagai ISO 26324. Semua Registrant yang menggunakan DOI harus mematuhi standar ISO ini. Intinya, sistem dan mekanisme DOI dijalankan dalam sebuah lingkungan yang terkendali. Jadi meskipun isi sebuah dokumen bisa saja diragukan, tetapi sistem temu lacaknya dapat dipercaya karena sudah terstandarisasi. ISSN Salah satu komponen dalam kepustakaan adalah ISSN. ISSN International Standard of Serial Number atau standar internasional nomor majalah, merupakan nomer pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Contoh terbitan berkala yang sering dijumpai adalah surat kabar, newsletter, buku tahunan, majalah, laporan dan maupun prosiding. ISSN terdiri dari 8 angka yang merupakan nomer pengenal dari majalah tersrbut. ISSN memiliki manfaat yaitu memudahkan pelaksanaan administrasi dalam pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN – nya. Nomor ISSN ini akan memastikan pelanggan atau pembaca mengenai majalah yang sama atau hampir sama judul / namanya. Mengacu pada definisi ISSN tersebut bahwa ISSN pasti memiliki nomernya sendiri yang tidak mungkin untuk di gandakan. Jika terdapat seseorang yang ketahuan mengkopi ISSN suatu karya, maka dia akan di tindak oleh pihak hukum. Bahkan untuk setiap perubahan kecil seperti suatu karya berganti judul maka akan mendapatkan nomer ISSN yang berbeda ISSN diberikan oleh lembaga yang bernama ISDS International Serial Data System yang berlokasi di paris Prancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISS secara regional dan nasional. Untuk area Asia berkedudukan d Thai National Library, Bangkok Thailand. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PDII LIPI adalah penerbit ISSN National Center untuk Indonesia, serta memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia. ISSN diberikan oleh ISDS International Serial Data System yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia. Terbitan berkala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 1. Membuat surat permohonan 2. Mengirim dua eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan tiga lembar fotokopi halaman muka Sampul depan majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka arab 3. Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit 4. Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi 5. Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII, kemudian dikirim kembali melalui email 6. Membayar biaya administrasi sebesar ke rekening PDII-LIPI. Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut 1. Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN 2. Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau popular di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka 3. Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 dua eksemplar setiap kali terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI 4. Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena harus mendapatkan ISSN baru. Perbedaan dengan DOI dengan ISSN Perbedaan dengan DOI adalah yang paling mencolok dari ISSN adalah sangat dikenal secara meluas, kalau DOI masih sangat sedikit yang mengenal sistem ini. Bahkan oleh dosen dan para senior peneliti. Tidak heran bahwa regulasi penentuan angka kredit saat inipun Noor DOI belum cukup diakui. Malah masih diwajibkan untuk mencantumkan alamat situs artikel. Inilah makna dari akses permanen meski artikel hanya’ diterbitkan secara elektronik. Dengan ini tidak ada ketergantungan atas perubahan alamat situs penerbit yang mungkin berubah – ubah ISBN Sering sekali kita mendengar istilah dalam buku – buku mengenai ISBN. ISBN International Standard Book Number, atau nomer standar buku internasional. Merupakan pengindetifikasi unik untuk buku – buku yang digunakan secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 196 oleh seorang pedagang buku dan alat tulis, W H Smith. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan ISBN dari buku yang bersangkutan. Cara ini memiliki keuntungan yakni dapat mencegah terjadinya kekeliruan nama pengarang yang sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda. Fungsi lain dari ISBN adalah ajang promosi bagi pada penerbit, karena informasi mengenaai ISBN ini dikumpulkan, diterbitkan dan disebarluaskan naik oleh badan Nasional pusat atau badan internasional di Berlin, Jerman Dalam penulisannya, singkatan ISBN adalah dengan huruf besar dan terletak di depan angka-angka pengenal dan pemeriksa. Antara setiap bagian pengenal dan pemeriksa dibatasi oleh tanda penghubung, misalnya ISBN 979-8006-70-4. Angka pengenal kelompok ISBN untuk Indonesia adalah 979. Dengan demikian setiap judul buku yang mempunyai angka 979 berarti diterbitkan di Indonesia. Saat ini jumlah penerbit yang telah menjadi anggota ISBN sebanyak 548 penerbit. Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor tersebut terdiri atas 5 bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen -. Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut Contoh ISBN 978-602-8519-93-9 1. Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN Prefix identifier = 978 2. Kode kelompok group identifier = 602 Default 3. Kode penerbit publisher prefix = 8519 4. Kode judul title identifier = 93 5. Angka pemeriksa check digit = 9 Sumber Penulis Eka Candra Saputra 1. Perbedaan DOI, ISBN, dan ISSN Digital Object Identifier DOI adalah alamat unik yang bersifat permanen. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. International Standard Book Number, atau ISBN arti harfiah Bahasa Indonesia Angka Standar Buku Internasional, adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. ISSN International Standard of Serial Number merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter warta, buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding. Deretan 8 angka yang tercantum dalam ISSN merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut. Manfaat dari nomor ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor ISSN ini akan menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah yang sama atau hampir sama judul atau namanya. ISSN diberikan oleh ISDS International Serial Data System yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Pusat regional untuk Asia berkedudukan di Thai National Library, Bangkok-Thailand. Untuk Indonesia, yang ditugaskan memantau terbitan berkala yang dipublikasikan dan memberikan ISSN adalah PDII-LIPI Jakarta. 2. Apa yang diamksud sitasi dan pensitasi/oengindeks jurnal? Serta berikan contohnya. Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang dan karya-karya lain. Pengindeks jurnal merupakan sebuah sarana atau alat untuk mengindeks setiap jurnal yang di “publish” oleh peneliti atau ilmuan. Contoh pengindeks jurnal yang populer adalah 3. Pengertian Impact Factor dan cara menghitungnya Impact Factor IF adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports JCR. Impact factor jurnal merupakan ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun tertentu. Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif, khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama. Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya. a. Q-Indeks adalah jumlah total kutipan. Jumlah ini mengukur dampak total, namun nilainya dapat menjadi akibat satu atau dua paper yang memiliki jumlah kutipan besar. Hal ini akan menjadi tidak representatif terutama jika paper-paper tersebut ditulis bersama dengan peniliti lain kolaborasi. Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Dimana Q1 adalah kluster paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal dikuti Q2, Q3 dan Q4 dibawahnya. Peringkat kuartil Q1, Q2, Q3 dan Q4 Q1 top 25% teratas dari distribusi IF Q2 middle-high position dari distribusi IF antara top 50% dan top 25% Q3 middle-low positiondari distribusi IF top 75% ke top 50% Q4 lowest position, bagian paling bawah 25% dari distribusi IF b. I-Indeks I-indeks adalah indeks yang menunjukkan berapa banyak jumlah publikasi akademik/ilmiah dari artikel lain yang dikutip oleh penulis dalam jurnal tersebut. Contohnya dalam citation indices terdapat i10-indeks yang bernilai 2. Artinya terdapat 2 artikel yang dikutip oleh minimalnya 10 artikel lain. c. H-Indeks merupakan salah satu indeks yang mulai sering digunakan untuk mengukur produktivitas dari seorang akademisi/peneliti. H-Indeks dapat dihitung secara manual dengan melihat jumlah sitasi/kutipan dari semua paper/makalah yang diterbitkan oleh seorang akademisi. Untuk menentukan H-Indeks, cukup urutkan paper/makalah berdasarkan jumlah sitasi terbanyak. Menghitung h-index scopus secara manual dapat dilakukan sebagai berikut 2. masukkan nama Anda dikolom author. Kolom pertama diisi dengan last name, misalnya Santoso, dan kolom kedua diisi dengan initials of First name, misalnya U. 3. klik start. 4. pilih nama profil yang mengandung artikel ilmiah yang ditulis oleh Anda, dan klik tombol next. 5. akan tampak profil name, misalnya Urip Santoso, dan klik next. 6. akan terlihat daftar artikel ilmiah Anda yang terindeks di scopus. 7. jika hendak melihat jumlah sitasi klik view in scopus pada setiap artikel. 8. hitung h-index secara manual. 9. klik next untuk melihat profil Anda. 10. klik next jika Anda hendak mendaftar ke scopus sehingga setiap perubahan dapat diinformasikan langsung ke alamat e-mail Anda. Selain itu cara menghitung h-index yaitu h-index 1 = ada 1 paper yang disitasi minimal satu kali h-index 2 = ada 2 paper yang disitasi minimal dua kali h-index 3 = ada 3 paper yang disitasi minimal tiga kali h-index 4 = ada 4 paper yang disitasi minimal empat kali h-index 5 = ada 5 paper yang disitasi minimal lima kali h-index 6 = ada 6 paper yang disitasi minimal enam kali. Dari data akademisi di atas terlihat bahwa orang tersebut hanya memiliki 5 paper yang disitasi minimal 5 kali sehingga memberikan h-index = 5. Lima paper sisanya tidak berpengaruh pada perhitungan h-index.

perbedaan jurnal issn dan isbn